Skip to main content

Sejarah Brand

Brand konon berasal dari bahasa Skandinavia kuno ‘Brandr’ yang berarti ‘membakar’. Kala itu untuk bangsa Viking, branding berarti menandakan ternak peliharaan.[i] Mereka menandakan ternak mereka dengan simbol tertentu melalui besi yang dipanaskan dalam tungku perapian. Upaya ini dilakukan untuk mengidentifikasikan ternak milik mereka dengan ternak-ternak lainnya yang bukan kepunyaan mereka. Oleh sebab itu muncul suatu istilah yang berkata sebuah logo bukanlah brand kecuali logo itu ada di pantat sapi.

Related image
Cattle Branding

Pada abad ke-21 mengalami  banyak perbedaan dibanding zaman  sebelumnya. Oleh sebab itu pengertian brand dan identity juga telah mengalami banyak pergeseran. Hal ini disebabkan oleh dua hal, dan dua hal inilah yang menjadi penanda dan ciri khas dari abad ke-21, yaitu: Fast-Changing World dan Similar World. Indikasinya adalah teknologi yang semakin maju dan semakin banyaknya produk-produk dan jasa yang bermunculan. Oleh sebab itu peranan brand yang semula berfungsi sebagai identifier telah berkembang pesat dan mengalami pergeseran di abad ke-21.
Image result for history of branding
Brand sekarang berbicara tentang impresi yang dimiliki market atau konsumen tentang sebuah perusahaan. Penelitian membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang lebih emosional ketimbang rasional, dan pada akhirnya konsumenlah yang menentukan sebuah brand, bukan perusahaan, atau market. Setiap individu mempunyai pendapat mereka masing-masing terhadap sebuah brand. Perusahaan tidak dapat mengendalikan proses ini, tetapi mereka dapat mempengaruhi proses tersebut melalui pesan, visual, dan produk yang unik. Jika sudah ada beberapa individu yang mempunyai persepsi yang sama, maka bisa dikatakan sebuah brand sudah terbentuk. Oleh sebab itu bagaimana brand dibentuk akan mempengaruhi kesuksessannya terlepas itu adalah perusahaan baru, lembaga, atau sebuah produk.



[i] Wiryawan, Mendiola B. Kamus Brand

Comments

Popular posts from this blog

5 Aspek Penting Personal Selling

Terdapat 5 aspek penting dalam personal selling : 1. Professionalism (Profesionalisme) 2. Negotiation (Negosiasi) 3. Relationship Marketing (Pemasaran Hubungan) 4. Selling Person Pole (Peran penjual pribadi) 5. Managerial 1) PROFFESINALISM Professionalisme seorang   salesperson  dalam bekerja sangatlah diperlukan. Apalagi di era globalisasi dan persaingan seperti sekarang sangat menuntut para  salesperson  untuk bekerja se-efektif mungkin dalam seni menjual. Salesperson   yang baik bukan hanya mereka yang secara pasif hanya menerima pesanan, namun mereka juga diharuskan menjadi pencari pesanan yang aktif. Maksud dari penerima pesanan pasif berasumsi bahwa konsumen adalah mereka yang mengetahui apa yang mereka butuhkan dan membenci upaya persuasi yang dilakukan salesperson . Sekarang, banyak perusahaan menginvestasikan dananya secara besar-besaran untuk pembiayaan pelatihan salesperson- nya. Mereka diberi berbagai macam training untuk meningkatkan kemampuan mereka

Apa Tugas Personal Selling [Sales Person] ?

Sumber: noobpreneur.com Salesperson  yang efektif lebih dari sekedar memiliki naluri dalam penjualan, namun mereka dapat dilatih sehingga memiliki kemampuan dalam metode-metode analisis dan manajemen pelanggan. S alesperson  fokus pada komunikasi interpersonal, memahami kebutuhan dan karakteristik konsumen, membentuk dan menjaga hubungan dengan konsumen, dan unit analisisnya ada pada tim penjualan. Berikut adalah tugas-tugas personal selling -   salesperson , yaitu: 1. Mencari calon pembeli ( prospekting ) Personal selling setuju untuk mencari pelanngan bisnis baru yang kemudian dijadikan sebagai pelanggan bisnis potensial bagi perusahaannnya. 2. Komunikasi ( communicating ) Personal selling memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pelanggan bisnis tentang produk yang jelas dan tepat. 3. Penjualan ( selling ) Personal selling harus tahu seni menjual, mendekati pelanggan bisnis sasaran, mempresentasikan produk, menjawab keberatan-keberatan, menutup penjualan.

Sifat-Sifat Personal Selling

Personal selling merupakan salah satu alat promosi yang paling efektif terutama dalam bentuk preferensi, keyakinan dan tindakan pembeli. Menurut Philip Kotler (1997 :224) dalam bukunya manajemen pemasaran , personal selling bila di bandingkan dengan periklanan memiliki tiga sifat khusus, yaitu : 1.Konfrontasi Personal ( Personal Confrontation ) Personal selling mencakup hubungan yang hidup, langsung dan interaktif antara dua orang atau lebih. Masing masing pihak dapat melihat kebutuhan dan karakteristik pihak lain secara lebih dekat dan segera melakukan penyesuaian. 2. Pengembangan (C ultivation ) Personal selling memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai dengan hubungan persahabatan. 3. Tanggapan ( Response ) Personal selling membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengar, memperhatikan dan menanggapi wiraniaga.